10 Fakta Menarik Mengenai Ukuran Bibir yang Mempengaruhi Daya Tarik Wajah

Terdapat penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Toyal Society B yang memberikan pemahaman baru tentang cara otak manusia memproses persepsi terhadap wajah. Penelitian ini juga memiliki implikasi penting dalam memahami tren prosedur kosmetik yang sedang berkembang.

Dari studi yang dipublikasikan pada bulan April lalu, ditemukan bahwa sebuah fitur wajah, yaitu ukuran bibir, dapat berpengaruh pada penilaian daya tarik seseorang. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa preferensi terhadap ukuran bibir ini sangat tergantung pada jenis kelamin wajah yang dinilai, serta jenis kelamin penilai. Hal ini menunjukkan bahwa standar daya tarik seseorang dapat berubah dengan cepat tergantung pada pengalaman visual yang baru saja kita alami.

Penilaian terhadap penampilan seseorang memiliki dampak yang luas, seperti dalam pemilihan pasangan, keputusan perekrutan, atau hasil kasus hukum. Namun, cara kerja otak dalam menentukan daya tarik masih belum sepenuhnya terpecahkan. Oleh karena itu, para peneliti dari Universitas Sydney dan Universitas Queensland melakukan serangkaian eksperimen untuk memahami apakah mengubah satu fitur wajah secara lokal, dalam hal ini bibir, dapat memengaruhi persepsi daya tarik wajah secara keseluruhan.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa preferensi terhadap ukuran bibir berdasarkan jenis kelamin wajah. Wajah perempuan dinilai paling menarik ketika bibirnya sedikit lebih penuh daripada ukuran asli, sedangkan wajah laki-laki dinilai paling menarik ketika bibirnya sedikit lebih tipis. Pola ini terlihat konsisten berdasarkan jenis kelamin penilai.

Penelitian ini juga menyoroti bahwa adaptasi visual, yaitu kondisi ketika melihat gambar tertentu dalam waktu lama dapat memengaruhi persepsi terhadap gambar berikutnya, memiliki pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar internal otak akan ukuran bibir yang menarik dapat berubah hanya karena pengalaman visual terbaru.

Dengan tambahan dimensi baru dari penelitian ini, kita semakin memahami betapa subjektifnya konsep kecantikan dan bagaimana faktor sosial serta budaya bisa memengaruhi persepsi akan daya tarik. Studi ini memberikan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana intervensi kosmetik dapat membentuk pandangan kita terhadap kecantikan, yang kemudian dapat menciptakan standar yang tidak realistis.

Source link