Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan pentingnya deregulasi dalam mendorong percepatan investasi di Indonesia. Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, beliau merespons tren perlambatan investasi pada triwulan I 2025. Fokus utama deregulasi termasuk percepatan proses perizinan hingga ke tingkat pemerintah daerah, penyederhanaan proses impor bagi industri dalam negeri, serta dukungan investasi strategis melalui relaksasi kebijakan TKDN. Selain itu, pemerintah juga terus meningkatkan insentif fiskal, investasi langsung, dan peran BUMN melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara.
Salah satu contoh deregulasi yang berhasil adalah pada sektor perdagangan, di mana 145 aturan telah dipangkas untuk memastikan petani mendapatkan pupuk tepat waktu. Hal ini turut berkontribusi pada perbaikan pertumbuhan sektor pertanian. Meskipun realisasi investasi triwulan I 2025 mencapai Rp465,2 triliun, meningkat 15,9 persen dibanding tahun sebelumnya, namun pertumbuhannya lebih rendah dibanding triwulan I 2024. Sri Mulyani menekankan pentingnya percepatan investasi guna menjaga pertumbuhan ekonomi nasional, dengan target pertumbuhan ekonomi 2025 antara 4,7 hingga 5 persen. Menjaga konsumsi rumah tangga di atas 5 persen sementara pertumbuhan investasi harus mencapai 4,5 hingga 4,7 persen. Sri Mulyani menyoroti bahwa pertumbuhan investasi pada triwulan I 2025 hanya mencapai 2,1 persen, sehingga harus ditingkatkan hingga dua kali lipat untuk mencapai target pertumbuhan tersebut.