Pengungkapan baru-baru ini oleh petugas Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya menunjukkan adanya upaya penyelundupan heroin ke Jakarta dengan modus yang baru. Heroin seberat 1,5 kilogram disembunyikan dengan rapi di dalam kompartemen pintu mobil dan dibawa dari Pekanbaru. Hal ini menunjukkan bahwa Jakarta masih dianggap sebagai pasar yang menarik bagi bisnis narkoba, terutama dengan kemunculan heroin yang diduga berasal dari Golden Triangle dan Amerika Latin.
Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ahmad David, mengungkapkan bahwa heroin sangat berbahaya dan memiliki dampak yang mematikan bagi kesehatan. Meskipun ada upaya penegakan hukum terhadap jaringan narkoba, namun bisnis tersebut terus berkembang dan mencari peluang baru. Data menunjukkan bahwa ada peningkatan kasus narkoba selama periode Mei hingga Juni 2025, dengan sekitar 60 persen tersangka menjalani rehabilitasi dan sisanya diproses karena terlibat dalam peredaran narkoba.
Semua ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dan aparat kepolisian dalam memberantas peredaran gelap narkoba di Jakarta. Upaya ini merupakan pelaksanaan program Asta Cita Presiden untuk melawan penyalahgunaan narkoba dan menciptakan lingkungan yang bebas dari ancaman narkotika. Kasus-kasus seperti ini menunjukkan bahwa peredaran narkoba masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat, dan dibutuhkan sinergi antara berbagai pihak untuk melawan dan memberantasnya.