Kebijakan tarif besar-besaran Amerika Serikat yang diberlakukan oleh pemerintahan Donald Trump telah menimbulkan kerugian besar di sektor energi negara tersebut. Analisis terbaru menunjukkan bahwa kebijakan tarif tersebut justru merugikan sektor energi AS secara keseluruhan, mulai dari produksi minyak hingga pengembangan energi terbarukan. Perang dagang yang terjadi akibat kebijakan ini dapat mengancam proyeksi pertumbuhan permintaan minyak, menghambat investasi energi terbarukan, dan melemahkan daya saing global negara tersebut.
Penelitian dari Wood Mackenzie (WoodMac) menyatakan bahwa kebijakan tarif Trump dapat menghancurkan hubungan perdagangan yang sudah mapan, mempercepat penarikan diri dari globalisasi, dan menjerumuskan AS ke dalam isolasi energi berbiaya tinggi. Berbagai skenario yang dikembangkan oleh WoodMac menunjukkan dampak negatif yang signifikan, termasuk penurunan permintaan minyak global, harga minyak yang anjlok, hingga penurunan investasi dan produksi minyak AS hingga tahun 2030.
Selain itu, hambatan tarif juga menciptakan ketidakpastian bagi investasi di sektor energi, menyulitkan peningkatan pasokan dan menyebabkan perusahaan-perusahaan energi harus menyesuaikan strategi bisnis mereka. Sebagai akibat dari kebijakan tarif, AS menjadi negara berbiaya tinggi untuk energi terbarukan dan penyimpanan energi, hal ini berlawanan dengan tujuan asli promosi tarif yang ingin mendorong relokasi manufaktur ke dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada rantai pasokan asing.
Sektor logam dan pertambangan juga akan mengalami dampak serius akibat kebijakan tarif ini, dengan penurunan permintaan aluminium, tembaga, baja, dan litium yang signifikan. Perusahaan di industri energi dan sumber daya alam harus siap menghadapi ketidakpastian yang akan terus berlanjut selama beberapa tahun ke depan, yang berpotensi mengubah arah pengembangan energi AS dalam j jangka panjang. Investasi yang lebih berisiko akan dikurangi, dan strategi yang menciptakan fleksibilitas akan menjadi prioritas utama bagi perusahaan energi AS.