Sebaran titik panas di Indonesia telah mencapai lebih dari 1.000 titik, dengan wilayah terbanyak di Pulau Kalimantan, diikuti oleh Sumatera, Pulau Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan beberapa titik lainnya di berbagai daerah Indonesia. Politisi Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono, mengungkapkan keprihatinannya terhadap polusi asap akibat kebakaran hutan yang terjadi di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dan Jawa. Hal ini tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga pada ekonomi, industri, pariwisata, dan habitat flora dan fauna yang unik.
Bambang Haryo Soekartono, yang juga anggota DPR-RI terpilih periode 2024-2029, menekankan pentingnya langkah preventif dari Pemerintah, terutama Kementerian Kehutanan, dalam menyiram hutan secara rutin untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan. Dia mengambil contoh negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand yang telah berhasil menerapkan langkah preventif tersebut. Dengan menyiram hutan secara rutin, potensi kebakaran dapat dikurangi.
Menurut Bambang Haryo Soekartono, tumbuhan hijau tidak akan mudah terbakar selama disiram secara rutin. Hal ini menjadi penting karena sebaran titik hotspot di Indonesia masih berpotensi memicu kebakaran hutan, terutama di musim kemarau. Tanggung jawab dalam mencegah kebakaran hutan diharapkan menjadi perhatian utama Kementerian Kehutanan dengan memanfaatkan anggaran dan fasilitas yang ada, seperti rekayasa cuaca atau penyemprotan menggunakan pesawat.
Kondisi lingkungan yang terancam akibat asap kebakaran dan polusi harus menjadi perhatian bersama untuk menjaga keberlangsungan ekosistem dan kesehatan masyarakat. Bambang Haryo Soekartono menegaskan bahwa upaya pencegahan harus dilakukan secara aktif dan berkelanjutan untuk mengurangi risiko kebakaran hutan di masa mendatang.