Yasmin Najma Falihah, seorang Hafidz tuna netra dari Banyuwangi, meraih juara 1 dalam kompetisi Hafidz Indonesia yang disiarkan di RCTI. Kemenangan Yasmin bukan hanya mengharukan bagi keluarga dan penonton, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi masyarakat Banyuwangi. Meskipun memiliki keterbatasan karena menjadi tunanetra sejak usia 2,5 tahun akibat penyakit kanker mata, Yasmin memiliki tekad dan semangat yang kuat. Dalam ujian terakhir Hafidz Indonesia, Yasmin berhasil meraih skor 280, hanya terpaut tipis dari peserta lain.
Mendapat skor tertinggi, Yasmin berhasil memenangkan berbagai hadiah, termasuk uang sebesar Rp 100 juta, umroh, dan haji. Yasmin tumbuh dalam lingkungan yang akrab dengan Al-Qur’an, dengan ayah dan ibu yang mengasuh santri di Pondok Pesantren Darul Falah, Desa Sepanjang, Glenmore. Dua kakak laki-lakinya menjadi penghafal 30 juz Al-Qur’an, yang menjadi motivasi bagi Yasmin untuk mengikuti jejak mereka.
Yasmin, seorang siswi SDN 3 Sepanjang, mulai menghafal Al-Qur’an sejak usia 4 tahun. Karena keterbatasannya, Yasmin harus mengandalkan pendengarannya untuk belajar. Setiap hari, dia mendengarkan bacaan Al-Qur’an melalui MP3, sementara umiknya membimbingnya untuk menirukan ayat demi ayat.
Terkait dengan prestasinya, Yasmin menyampaikan rasa terima kasih kepada Kyai Thohir Qolby dari Tegaldlimo yang membantu menyempurnakan hafalannya. Semangat dan ketekunan Yasmin dalam menghadapi keterbatasan yang dia miliki menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Dengan kisah inspiratif ini, Yasmin menjadi panutan bagi banyak orang yang percaya bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk meraih prestasi. Kemenangannya dalam kompetisi Hafidz Indonesia tidak hanya sebagai pencapaian pribadi, tetapi juga sebuah pesan motivasi dan semangat bagi banyak orang.