Mengapa Perempuan Memilih Pria Lebih Tua? Temukan Alasannya!

Pernikahan antara kakek berusia 74 tahun, Tarman, dengan gadis muda berusia 24 tahun, Sheila, di Pacitan, Jawa Timur baru-baru ini menarik perhatian publik. Dengan mahar cek senilai Rp3 miliar dan satu unit mobil, perbedaan usia yang signifikan antara keduanya mengejutkan banyak orang. Sheila, lahir tahun 2001, termasuk dalam generasi Z, sedangkan Tarman, kelahiran 1951, merupakan generasi baby boomer.

Meskipun Tarman menuai kontroversi karena latar belakangnya yang disebut-sebut sebagai mantan narapidana kasus penipuan dan dituduh memberi cek mahar palsu, pertanyaan mengapa seorang wanita memilih menikah dengan pria yang usianya jauh lebih tua muncul. Apakah alasan di baliknya hanyalah keinginan akan kekayaan semata?

Menurut New York Post, perempuan generasi Z lebih progessif dan terbuka dalam mengemukakan pandangan mereka. Hal ini menyebabkan banyak perempuan muda kesulitan menemukan pasangan sebaya yang sejalan dengan nilai-nilai mereka, sehingga akhirnya cenderung terlibat dalam hubungan dengan pria yang lebih tua.

Tren ini menimbulkan fenomena hubungan antar-generasi atau gen-blend yang meningkat seiring dengan perkembangan zaman. Menurut aplikasi kencan Bumble, 63% penggunanya tidak keberatan berkencan dengan seseorang di luar kelompok usia mereka. Hal ini juga didukung oleh perkembangan media sosial seperti TikTok yang memperluas paparan terhadap berbagai model hubungan yang sebelumnya tidak terlihat dalam lingkungan sosial.

Pakar hubungan dari Seeking.com, Emma Hathorn, menyoroti peran media sosial dalam mengubah persepsi masyarakat terhadap hubungan yang berbeda dengan norma. Generasi Z mulai menyadari bahwa cinta bukan hanya tentang usia, tetapi juga melibatkan kesamaan nilai dan pandangan hidup.

Selain itu, perempuan generasi Z menjadi lebih selektif dalam memilih pasangan. Mereka mencari kedewasaan, stabilitas, dan keselarasan dalam arah hidup. Dalam dunia kencan modern yang banyak dihiasi oleh ghosting dan kurangnya komitmen, banyak perempuan gen Z merasa lelah secara emosional.

Secara psikologis dan evolusioner, ketertarikan perempuan pada pria yang lebih tua bukanlah sekadar stereotip kebudayaan, melainkan memiliki landasan yang kompleks. Dari sisi evolusi, preferensi ini terkait dengan aspek biologis tertentu.

Namun, ada juga risiko yang perlu dipertimbangkan, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian demografer asal Jerman, Sven Drefahl. Pria yang berusia 50 tahun yang menikahi wanita 16 tahun lebih muda memiliki risiko kematian yang lebih rendah per tahun. Sementara itu, wanita yang menikah dengan pria lebih muda cenderung memiliki risiko kematian yang lebih tinggi karena tekanan psikologis yang mungkin dihadapi dari masyarakat.

Dalam sebuah hubungan yang melibatkan perbedaan usia yang signifikan, baik pria maupun wanita membawa tantangan dan keuntungan masing-masing. Ini mencerminkan perubahan dalam cara gen Z memandang hubungan, di luar batasan tradisional yang berlaku sebelumnya.

Source link