Minggu, 31 Desember 2023 – 14:16 WIB
Pasuruan – Kepala Satuan Reskrim Polres Pasuruan Kota, AKP Rudy Hadijanto menjelaskan kronologi aksi perampokan disertai pembunuhan sadis di Jl Imam Bonjol, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Korban adalah Chosidah (55 tahun) dan anak laki-lakinya bernama AFF (13 tahun), mereka meninggal dunia di dalam rumahnya pada Sabtu, 30 Desember 2023
Pelaku pembunuhan adalah tetangga sendiri yang dikenal warga sekitar bernama Muji. Pelaku kini sudah ditangkap dan dijebloskan ke sel tahanan Mapolres Pasuruan Kota atas aksi sadis yang dilakukannya kepada korban. Menurut dia, pelaku Muji saat itu memanjat pagar untuk masuk ke rumah korban. Pelaku memanfaatkan suasana lingkungan di Jalan Imam Bonjol saat sepi, yakni sekitar pukul 04.30 WIB
“Saat itu, pelaku merangsek masuk ke rumah korban sekitar pukul 04.30 WIB dengan cara memanjat pagar depan rumah korban,” kata Rudy Hadijanto. Korban Chosidah, kata dia, saat itu sedang sibuk menata barang dagangan di dalam tokonya tiba-tiba dibekap pelaku dari belakang. Korban langsung jatuh pingsan lalu diikat, hingga kemudian tidak bernafas. Setelah itu, pelaku perlahan merangsek masuk ke dalam rumah dan melihat anak laki-laki korban yang bernama AFF sedang tidur. Pelaku lalu yang tidak ingin aksinya ketahuan langsung membekap Fauzi. Namun, AFF yang tidak mau menyerah sontak melakukan perlawanan.
“Karena melakukan perlawanan, pelaku memukul leher korban menggunakan pompa angin, kemudian menyeretnya ke tempat salat (musala) dan diikat,” ujar Rudy. Sadisnya, kaki dan tangan korban AFF diikat, mulutnya disumpal, kemudian ditekuk hingga kakinya ke kepala dan diikat lagi oleh pelaku. Setelah itu, AFF dibungkus selimut hingga tewas. “Setelah membunuh kedua korban, pelaku coba-coba menggeledah semua lemari untuk mencari barang-barang milik korban. Ternyata tidak ditemukan barang berharga,” tutur Rudy.
Belum sempat mengambil barang berharga milik korban, menjelang pukul 08.00 WIB anak perempuan korban yang bernama Chusnul Chotimah (20 tahun) bangun tidur. Chusnul lalu ke kamar mandi dan berganti pakaian. Ketika selesai dan keluar kamar mandi, Chusnul Chotimah tersadar jika di dalam rumahnya banyak ceceran darah dan bekas air. Dugaannya, pelaku mencoba membersihkan darah korban usai dia bunuh. Chusnul Chotimah yang panik lantas melakukan panggilan video pada kekasihnya dengan maksud meminta pertolongan. Saat panggilan video masih berlangsung, Chusnul berjalan kaki ke arah musala dalam rumah. Chusnul mendadak langsung diserang pelaku.
“Pelaku sempat mencekik dan membekap pelaku saat posisi masih video call dengan pacarnya,” kata Rudy. Pacar korban yang mengetahui Chusnul diserang pelaku langsung bergerak cepat menuju rumah korban. Dia bersama warga akhirnya mendobrak pintu rumah korban. “Saat warga masuk, kondisi korban dalam proses diikat oleh pelaku. Kalau tidak cepat tertolong warga dimungkinkan ia ikut terbunuh,” ujar Rudy.
Polisi yang cepat datang ke TKP kemudian mengamankan pelaku dan melakukan penanganan di TKP kejadian. “Untuk autopsi lebih lanjut, kedua jasad korban dirujuk dari RSUD R Soedaesono ke RS Pusdik Brimob Watukosek,” tutur Rudy.