Informasi Prabowo Subianto Terkini dari Sumber Terpercaya

Kepala Guru ASN dan Anaknya di Medan Bersama-sama Terlibat dalam Kejahatan Pemerkosaan terhadap ABG yang Kemudian Mengakibatkan Kehamilan

Kepala Guru ASN dan Anaknya di Medan Bersama-sama Terlibat dalam Kejahatan Pemerkosaan terhadap ABG yang Kemudian Mengakibatkan Kehamilan

Jumat, 3 November 2023 – 16:06 WIB

Medan – Seorang oknum guru ASN salah satu SMK Negeri di Kota Medan, berinsial MRD (56) diringkus Direktorat Reserse Kriminal Polda Sumut. MRD diduga melakukan pemerkosaan terhadap keponakannya yang masih ABG 14 tahun hingga hamil.

Baca Juga :

Modus Bisa Sembuhkan Sakit Ambeien, Dukun Perkosa Mahasiswi hingga Hamil 5 Bulan

Korban diduga juga diperkosa oleh anak pelaku yang juga sepupu korban berinsial SNH (24). Pun, oknum guru mata pelajaran otomotif itu diamankan di kediamannya, Kota Medan, oleh aparat Polda Sumut pada Senin malam, 30 Oktober 2023.

Sementara, pelaku SNH saat diamankan berhasil melarikan diri. Kini, pelaku tengah diburu petugas kepolisian. Sementara, status MRD sudah jadi tersangka dan dijebloskan ke jeruji penjara.

Baca Juga :

Wanita Muda Dikeroyok Pacar dan Teman-temannya Karena Tolak Aborsi, Berakhir Damai

Kasubdit IV Renakta Polda Sumatera Utara, AKBP Feriana Gultom menjelaskan pihaknya masih terus mendalami kasus biadab yang dilakukan ayah dan anak tersebut.

Baca Juga :

Viral Kisah Suami Selingkuh dengan Sepupu Jauh Gegara Istri Susah Hamil

Feriana menuturkan korban yang yatim piatu itu tinggal bersama pelaku sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) pada 2015. Anak malang itu diketahui anak dari almarhum kakak kandung dari istri MRD.

Dia mengungkap aksi keji ayah dan anak itu mulai terbongkar dari kecurigaan guru korban. Sebab, guru melihat tubuh korban yang tak wajar, pada 16 Agustus 2023. Saat itu, di sekolah ada gladi paduan suara dalam rangka perayaan HUT Kemerdekaan RI.

Guru yang penasaran pun melakukan pengecekan kesehatan terhadap korban di klinik dekat sekolah. Hasil dari pengecekan itu diketahui bahwa korban korban sudah hamil 7 bulan.

“Guru tersebut melaporkan kejadian ini kepada kepala sekolah, dan korban kemudian dibawa ke bidan. Dari sinilah diketahui bahwa korban sedang hamil,” jelas Feriana.

Pun, selanjutnya, dia menuturkan pihak sekolah menginterogasi korban siapa pelaku yang sudah melakukan perbuatan biadab tersebut. Korban akhirnya mau cerita dengan menyebut nama MRD dan SNH.

“Si MRD ini adalah pamannya sendiri, yang bekerja sebagai guru di sebuah SMK Negeri di Medan. Sedangkan SNH, merupakan anak dari MRD yang bekerja sebagai asisten dosen di salah satu universitas di Medan,” ujar Feriana.

Lebih lanjut, dia mengatakan SNH diduga melakukan pencabulan hingga pemerkosaan sejak korban duduk di bangku kelas 6 SD. Saat menceritakan apa yang dialaminya kepada MRD, korban bukan mendapatkan perlindungan dan pembelaan. Tapi, korban malah mendapat perlakuan yang sama oleh pamannya tersebut.

Feriana mengatakan dari hasil pemeriksaan, diketahui dua pelaku memperkosa korban di rumah dengan waktu yang berbeda.

“MRD mengakui bahwa ia mendapatkan informasi bahwa anaknya mencabuli korban. Namun ia, tidak pernah mengetahuinya secara langsung,” lanjut Feriana.

“MRD melakukan pemerkosaan terhadap korban pada malam hari, ketika istrinya sedang tidur,” tutur Feriana.

Saat mengetahui kondisinya hamil, korban sangat terpukul. Sebelumnya, korban mengira perutnya membesar karena pola makan yang tidak terkontrol dan minum air dingin.

Rasa takut pun menyelimutinya. Ia menyadari rahasia yang digenggamnya selama ini akan terbongkar, khususnya kepada istri MRD.

“Awalnya, korban tidak ingin membuka kasus ini karena ia khawatir akan dampaknya terhadap biaya sekolah yang selama ini ditanggung oleh istri MRD,” ujar Feriana.

Namun, dia mengatakan setelah kejadian biadab itu terbongkar, keluarga berembuk untuk mencari solusi. “Keluarga berkumpul dan istri MRD berjanji untuk menikahkan korban dengan anaknya, yaitu SNH,” ungkap Feriana.

Tapi, kondisi korban diduga stres lantaran mengetahui hamil. Bahkan, korban pernah berpikir untuk bunuh diri.

Feriana mengungkap korban sempat menolak apa yang dialaminya dilaporkan ke polisi. Namun, pihak sekolah melakukan kordinasi dengan Polda Sumut. Polisi lalu melakukan penyelidikan hingga menangkap MRD.

Dia menambahkan saat ini petugas kepolisian bersama pihak sekolah menetapkan korban di rumah aman, sembari dilakukan pemantauan kesehatan dan kehamilannya.

“Sejauh ini, kondisi korban sudah sedikit membaik,” jelas Feriana.

Halaman Selanjutnya

Guru yang penasaran pun melakukan pengecekan kesehatan terhadap korban di klinik dekat sekolah. Hasil dari pengecekan itu diketahui bahwa korban korban sudah hamil 7 bulan.

Exit mobile version