Informasi Prabowo Subianto Terkini dari Sumber Terpercaya

Menyelami Makna Festival ‘Kaodhi’en’ di Lereng Argopuro Jember untuk Mewujudkan Hidup Berkelanjutan

Menyelami Makna Festival ‘Kaodhi’en’ di Lereng Argopuro Jember untuk Mewujudkan Hidup Berkelanjutan

Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengadakan kegiatan yang disebut “Kaodhi’en” Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro. Acara itu berlangsung pada 17-18 November 2023.

Kegiatan yang diselenggarakan mencakup pameran foto, pasar produk, travel pattern, cooking class, workshop, dan pertunjukan seni. Kegiatan ini merupakan implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa dan Galang Gerak Budaya Tapal Kuda Tahun 2023.

Seluruh lapisan masyarakat di desa setempat, termasuk pelajar, mahasiswa, komunitas, ibu-ibu kader dan PKK, kelompok tani, seniman, pelaku budaya, serta empat desa tetangga dalam lingkup Kecamatan Sukorambi berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan ini.

Kontribusi seluruh lapisan masyarakat dalam kegiatan ini merupakan wujud dari pembangunan ekosistem kebudayaan desa yang berkelanjutan. Keberadaan Daya Desa dalam kegiatan ini juga sangat penting sebagai fasilitator yang memudahkan terjadinya peningkatan daya masyarakat desa.

Kata “Kaodhi’en” berasal dari bahasa Madura yang berarti “Kehidupan”. Tema “Kaodhi’en” mencakup semua unsur yang ada di lereng Argopuro yang membentuk kehidupan masyarakat setempat secara geografis.

Desa Klungkung bergantung pada bidang pertanian dan perkebunan, menghasilkan bahan pangan alternatif pengganti beras seperti singkong, jagung, umbi-umbian, dan pisang. Festival ini menjadi showcase bagi ketahanan pangan nasional yang berakar dari desa.

Tujuan dari festival ini adalah untuk membangun kesadaran dalam mengembangkan ketahanan pangan lokal serta mampu memproduksi berbagai macam makanan berbasis kearifan lokal.

Kegiatan ini difasilitasi oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, dalam program Pemajuan Kebudayaan Desa, yang menekankan aspek ketahanan pangan sebagai modal utama dalam implementasi pemajuan kebudayaan.

Selain Desa Klungkung, desa-desa di wilayah Tapal Kuda Jawa Timur juga menerima fasilitasi dalam hal ketahanan pangan. Program ini telah berlangsung sejak 2021 dan pada tahun ketiga lebih menekankan pada tahap pemanfaatan potensi budaya dan kearifan lokal desa.

Program ini juga mendorong pemanfaatan dana desa untuk pemajuan kebudayaan melalui penyusunan Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa (DPKD) sebagai modal penyusunan RPJMDes.

Pada tahun 2023, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan akan memfasilitasi sebanyak 230 desa di seluruh Indonesia untuk melaksanakan penyusunan DPKD. DPKD merupakan acuan bagi desa dalam melaksanakan pembangunan desa yang berkesinambungan, khususnya di bidang kebudayaan.