Menteri Agama Nasaruddin Umar mengajak sivitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu untuk memimpin dalam upaya pelestarian lingkungan demi kelangsungan hidup manusia. Dalam orasi ilmiahnya pada Wisuda Ke-45 Sarjana, Magister, dan Doktor UIN Datokarama di Kota Palu, Menag mengingatkan akan bahaya kerusakan lingkungan yang jauh lebih mematikan daripada perang. Berbagai bencana alam seperti tanah longsor, banjir, dan kekeringan disebabkan oleh kerusakan lingkungan dan telah merenggut empat juta nyawa manusia tiap tahunnya.
Menag menyarankan agar UIN Datokarama dan Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTKIN) lainnya mempertimbangkan perubahan fikih yang sesuai dengan kondisi lingkungan saat ini. Menag menjelaskan konsep Daruriyatul Khamsah yang sebelumnya hanya mencakup lima prioritas kehidupan, dan menyarankan penambahan Al-Muhafaẓah ‘alal-bi’ah untuk memelihara lingkungan hidup. Selain itu, Menag juga memperkenalkan konsep baru, yaitu ekoteologi, yang mengedepankan kesadaran global dalam memperlakukan alam sebagai teman hidup bersama.
Dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan, Menag menegaskan perlunya berpikir kreatif dan inovatif. Ia mengajak semua sivitas akademika UIN Datokarama untuk tidak hanya mengikuti arus, tetapi juga berani berpikir di luar kotak dengan landasan metodologi yang benar. Menag mendorong pengembangan fikih lokal yang sesuai dengan konteks Palu dan membangun kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari kehidupan manusia.
Pesan Menag ini merupakan langkah nyata dalam menjawab tantangan lingkungan global saat ini, di mana penting bagi setiap individu, termasuk akademisi, untuk turut serta dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Semoga dengan kesadaran dan kepedulian yang lebih tinggi, kita dapat mewariskan bumi yang lestari kepada generasi mendatang.












