Setiap hari, kita menjalani ritual sederhana dengan menyikat gigi pada pagi dan malam hari. Namun, ternyata sikat gigi yang tampak bersih ini memiliki risiko kesehatan yang perlu diperhatikan. Sikat gigi sebenarnya adalah ekosistem mini yang penuh kehidupan mikroorganisme yang tak terlihat. Marc-Kevin Zinn, seorang mikrobiolog dari Rhine-Waal University of Applied Sciences di Jerman, menggambarkan sikat gigi sebagai “padang kering yang berubah menjadi rawa subur setiap hari”. Mikroba pada sikat gigi umumnya berasal dari air, air liur, sisa makanan, dan sel kulit, menciptakan lingkungan ideal bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak.
Risiko terkontaminasinya sikat gigi baru oleh berbagai mikroba ditemukan dalam sebuah studi di Brasil, di mana setengah dari 40 sikat gigi baru yang diteliti terkontaminasi. Meskipun sebagian besar mikroba pada sikat gigi tidak berbahaya, ada beberapa yang seharusnya tidak ada di sana dan dapat menyebabkan infeksi seperti Streptococcus mutans dan Staphylococcus. Berbagai mikroba bisa datang dari air yang digunakan untuk membilas atau udara lembap di kamar mandi, terutama saat toilet ditarik.
Meskipun beberapa ilmuwan percaya bahwa tidak banyak orang sakit karena kandungan mikroba pada sikat gigi, virus seperti influenza dan herpes bisa bertahan di sikat untuk jangka waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan sikat gigi dengan membiarkannya kering dengan udara terbuka dan tidak menempelkan sikat satu sama lain. Metode lain untuk membersihkan sikat gigi termasuk merendamnya dalam larutan obat kumur antiseptik serta pengembangan pasta gigi probiotik dengan bakteri baik untuk melawan bakteri penyebab plak dan gigi berlubang. Ini adalah langkah-langkah penting dalam memastikan sikat gigi bukanlah sarang mikroba yang berbahaya bagi kesehatan.
