Berita  

Guru Besar: Pengaruh Supermoon Terhadap Hewan Liar

Fenomena supermoon dapat mempengaruhi perilaku hewan liar, terutama yang sensitif terhadap cahaya malam dan pasang surut air laut. Guru Besar Bidang Ekologi Hewan Universitas Mataram (Unram), I Wayan Suana, menjelaskan bahwa ada dua faktor pemicu utama perubahan perilaku hewan saat supermoon, yaitu cahaya bulan yang lebih terang dan pasang surut yang lebih ekstrem. Supermoon atau Bulan Purnama Perigean memancarkan cahaya yang lebih terang dibandingkan fase purnama biasa, sehingga hewan darat dan hewan laut dapat terpengaruh oleh sinar supermoon tersebut.

Hewan laut seperti penyu, ikan kecil, plankton, kepiting, dan predator laut yang mengandalkan cahaya dapat terpengaruh oleh supermoon. Sedangkan hewan darat seperti serangga malam, burung hantu, kelelawar, dan mamalia nokturnal juga dapat merasakan dampak sinar supermoon. Perubahan perilaku hewan tergantung pada keadaan musim, geografis, dan ekosistem. Misalnya, penyu aktif saat musim bertelur dan ikan terpengaruh saat pemijahan.

Selain itu, hewan yang sensitif terhadap cahaya bulan seperti serangga malam dan kelelawar biasanya menunjukkan perubahan perilaku setiap kali terjadi supermoon. Fenomena supermoon hanya berlangsung satu malam, sementara efek dari pasang surut ekstrem dapat dirasakan selama satu hingga tiga hari sebelum dan setelah fenomena tersebut. Pada tahun 2025, BMKG melaporkan bahwa supermoon pertama terjadi pada 7 Oktober, diikuti oleh fenomena supermoon pada 5 November dan 4 Desember.

Dengan begitu, fenomena supermoon tidak hanya memengaruhi perilaku hewan liar, tetapi juga menjadi suatu hal menarik untuk diamati dan dipelajari. Pengetahuan mengenai dampak supermoon terhadap ekosistem dapat membantu dalam melindungi berbagai jenis hewan dan menumbuhkan kesadaran tentang keterkaitan antara manusia dan alam. Selanjutnya, fenomena ini dapat terus diikuti dan diamati untuk memperkaya pemahaman kita tentang alam semesta yang luas.

Pewarta: Sugiharto Purnama, Widya, dan Inggit
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Source link