Bersosialisasi dan memiliki lingkaran pertemanan yang sehat adalah hal penting untuk meningkatkan kualitas hidup. Persahabatan yang baik dapat memberi dukungan, mengangkat suasana hati, dan memperkuat rasa aman seseorang. Namun, tidak semua hubungan persahabatan berdampak positif. Kadang-kadang, terdapat relasi yang membuat seseorang merasa tidak seimbang, di mana seseorang lebih banyak memberi daripada menerima.
Mengetahui tanda-tanda bahaya dalam persahabatan juga penting. Psikolog dari Cornell University, Mark Travers, mengatakan bahwa orang-orang terdekat berperan penting dalam membentuk rasa aman dan harga diri seseorang. Red flag merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tanda peringatan dalam suatu hubungan, baik itu hubungan romantis maupun persahabatan. Dalam konteks pertemanan, penting untuk mengidentifikasi red flag yang mungkin muncul.
Salah satu red flag dalam persahabatan adalah ketika seseorang hanya muncul saat membutuhkan bantuan, namun jarang memberikan dukungan kembali. Hal ini dapat membuat hubungan terasa sepihak dan transaksional. Selain itu, jika seseorang sering curhat tanpa memberikan perhatian yang sama ketika teman membutuhkan dukungan juga menjadi tanda bahaya dalam pertemanan. Keseimbangan dalam memberikan dukungan emosional sangat penting untuk menjaga kesejahteraan psikologis.
Selain itu, apabila seseorang selalu memfokuskan percakapan pada masalah mereka sendiri dan mengabaikan masalah teman bisa menjadi tanda bahwa persahabatan kurang sehat. Ketika hubungan persahabatan tidak seimbang, di mana salah satu pihak selalu berperan sebagai pemberi tanpa menerima, itu menjadi indikasi bahwa hubungan tersebut perlu dievaluasi.
Intinya, persahabatan yang sehat membutuhkan keseimbangan, timbal balik, dan saling mendukung. Ketika red flag dalam pertemanan mulai muncul, penting untuk mengenali tanda-tanda tersebut dan bertindak sesuai. Menjaga keseimbangan dalam pertemanan, serta saling menghargai dan mendukung satu sama lain, adalah kunci dari hubungan persahabatan yang sejati.
