Berita  

Kualitas Udara Jakarta Terburuk: Peringkat 5 di Dunia

Kualitas udara di Jakarta pada Minggu pagi dikategorikan sebagai tidak sehat dan menduduki peringkat kelima sebagai kota dengan udara terburuk di dunia. Data dari situs pemantau kualitas udara IQAir menunjukkan bahwa Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta pada pukul 05.59 WIB berada pada angka 134, dengan polusi udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 49 mikrogram per meter kubik. Angka tersebut menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif dan dapat merugikan manusia, hewan, tumbuhan, dan nilai estetika.

Situs pemantau tersebut merekomendasikan agar masyarakat Jakarta untuk menghindari aktivitas di luar ruangan dan menggunakan masker jika berada di luar ruangan. Menutup jendela juga disarankan untuk menghindari udara luar yang kotor. Berdasarkan kategori kualitas udara, rentang PM2.5 0-50 dikategorikan sebagai baik, rentang 51-100 dikategorikan sebagai sedang, rentang 200-299 sebagai sangat tidak sehat, dan rentang 300-500 sebagai berbahaya.

Kota-kota lain di dunia dengan kualitas udara terburuk adalah Lahore (Pakistan) di peringkat pertama, Delhi (India) di peringkat kedua, Bishkek (Kirgistan) di peringkat ketiga, dan Hanoi (Vietnam) di peringkat keempat. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah meluncurkan platform perantau kualitas udara terintegrasi dengan dukungan dari 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang tersebar di wilayah Jakarta.

Data yang diperoleh dari SPKU tersebut ditampilkan melalui platform pemantau kualitas udara yang merupakan penyempurnaan dari sistem sebelumnya. Data dari 31 SPKU di Jakarta diintegrasikan melalui platform ini, yang melibatkan DLH Jakarta, BMKG, WRI Indonesia, dan Vital Strategies. Dengan adanya platform ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada terhadap kondisi udara dan mengambil tindakan yang sesuai untuk melindungi kesehatan mereka.

Source link