Dalam dunia bola basket, buzzer beater adalah momen yang selalu memicu emosi penonton karena menentukan kemenangan tim dalam pertandingan. Istilah ini menggambarkan tembakan terakhir yang dilepaskan tepat sebelum waktu pertandingan habis, dan bola berhasil masuk ke dalam ring. Secara harfiah, buzzer beater berarti “pemukul bel”—menggambarkan detik-detik tegang sebelum bel penanda akhir pertandingan berbunyi.
Kenapa buzzer beater begitu istimewa? Buzzer beater membawa ketegangan di level yang lebih tinggi dalam olahraga bola basket. Detik terakhir pertandingan, skor imbang atau selisih satu poin, pemain melepaskan tembakan terakhir, dan bola masuk. Momen ini dipenuhi dengan ketidakpastian, harapan, dan keajaiban yang membuat reaksi penonton tersebar antara sorak-sorai kemenangan dan keheningan yang mendalam.
Agar dinyatakan buzzer beater, sebuah tembakan harus sudah terlepas dari tangan pemain sebelum waktu habis. Pada level profesional, seperti NBA atau NCAA, penggunaan tayangan ulang menjadi umum untuk memastikan keabsahan tembakan. Wasit sering kali meninjau ulang rekaman video secara cermat untuk memastikan tembakan dilakukan tepat waktu.
Ada tiga jenis buzzer beater, yaitu tembakan dua poin, tembakan tiga poin, dan tembakan setengah atau satu lapangan. Tembakan ini membutuhkan kombinasi keterampilan fisik, teknik menembak yang baik, dan ketangguhan mental. Kecepatan, kelincahan, kekuatan, akurasi, dan jangkauan tembakan menjadi penting bagi seorang pemain untuk mencetak buzzer beater.
Buzzer beater bukan sekadar tembakan terakhir dalam pertandingan, melainkan simbol dari keberanian, ketepatan, dan keajaiban dalam bola basket. Dari Michael Jordan hingga Damian Lillard, tembakan-tembakan tersebut selalu dikenang oleh penggemar di seluruh dunia sebagai momen-momen mendebarkan yang melahirkan sejarah dalam dunia olahraga basket.