Berita  

Mendikdasmen Meminta SMK Untuk Memiliki Kurikulum Adaptif dengan Orientasi Pasar

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menekankan pentingnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki kurikulum adaptif yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Menurut Mu’ti, SMK merupakan lembaga pendidikan yang erat kaitannya dengan dunia industri, sehingga lulusan SMK diharapkan siap untuk memasuki dunia kerja atau berwirausaha. Kurikulum di SMK harus mampu menyesuaikan dengan perkembangan pasar dan teknologi digital, serta memiliki orientasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Untuk menghadapi tantangan ini, Mu’ti mengungkapkan bahwa seluruh program keahlian di SMK ke depan harus berorientasi pada pasar dan memiliki kurikulum yang adaptif. Hal ini penting karena pasar terus berubah dengan cepat. Sebagai respons atas dinamisnya perubahan pasar dan teknologi, Kemendikdasmen meluncurkan Program Gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik Kelas Tahun 2025. Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan pemasaran murid SMK agar dapat bersaing di pasar yang kompetitif.

Mu’ti menekankan pentingnya murid SMK tidak hanya mempelajari materi atau teori pemasaran, tetapi juga memahami perubahan pasar dan perilaku konsumen. Melalui program ini, diharapkan murid SMK dapat memiliki kesempatan mendapatkan pendidikan berkualitas yang memungkinkan mereka memperoleh pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Dengan adanya perubahan dalam kurikulum, diharapkan SMK dapat berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran.

Mu’ti menekankan pentingnya inovasi dalam menjawab tuntutan pasar yang terus berkembang. Melalui inovasi, SMK diharapkan dapat memberikan jawaban atas kebutuhan pasar dan menghasilkan lulusan yang siap berkontribusi dalam dunia kerja. Langkah-langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa SMK dapat tetap relevan dan memberikan manfaat yang besar bagi para siswanya.

Source link