Bangsa yang kuat dan besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya sendiri. Dengan buku ini, saya mengajak anda semua, terutama pemuda-pemudi Indonesia, untuk belajar dan menghargai sejarah bangsa kita sendiri.
Kita harus sadar bahwa dalam sejarah Nusantara, pernah ada peradaban besar seperti Sriwijaya, Mataram, Majapahit, dan berbagai kerajaan lainnya. Pernah ada para pendekar bangsa yang berani dan jujur, yang tidak takut untuk mempertahankan keadilan dan kebenaran.
Meskipun bangsa kita memiliki kelemahan, kita tidak boleh merasa inferior dan tidak mampu. Setiap bangsa pasti memiliki kelemahan. Kita harus menyadari kelemahan dan keterbatasan kita, namun tetap berusaha yang terbaik dengan sumber daya yang kita miliki.
Di masa lalu, bangsa Indonesia telah berhasil mengalahkan musuh-musuhnya meskipun kalah dalam jumlah, peralatan, dan pengalaman. Hal ini dapat dicapai karena sikap yang tepat, kepemimpinan yang bersih, cinta Tanah Air, kecerdasan, dan kerja keras tanpa tunduk kepada dominasi bangsa asing.
Namun, saya perhatikan bahwa banyak dari kita tidak mengetahui kisah keberanian Kertanegara, seorang raja Singhasari, dalam menghadapi keangkuhan kekaisaran Mongol yang dipimpin oleh Kubilai Khan. Kita harus mengerti latar belakang sejarah kita sendiri.
Anak-anak Indonesia sekarang banyak tidak mengetahui bahwa dalam sejarah dunia, hanya empat bangsa yang berhasil mengalahkan invasi dari Mongol, dan salah satunya adalah bangsa Indonesia.
Pada tahun 1289, Kubilai Khan memimpin invasi ke Jawa, namun Kertanegara dan penerusnya, Raden Wijaya, berhasil menghentikan ekspansi wilayah kekaisaran Mongol ke Selatan. Raden Wijaya dikenang sebagai tokoh yang berhasil mengalahkan Jayakatwang sekaligus mengusir Mongol dari Jawa.
Sebagai bangsa Indonesia, kita harus menghargai sejarah kita sendiri, karena sejarah kita adalah sejarah yang hebat dan patut untuk dihormati. Kita harus belajar dari keberanian dan keteguhan pendahulu kita, dan tidak merasa rendah diri di hadapan bangsa lain.