Budiman Sudjatmiko, Politikus PDIP, mengunjungi rumah ketua Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di Jalan Kartanegara Jakarta Selatan pada hari Selasa, 18 Juli. Budiman datang sekitar pukul 18.56 WIB, ia mengenakan batik dengan corak cokelat biru gelap. Dalam kunjungannya, Budiman mengatakan ingin berdiskusi dengan Prabowo Subianto.
Setelah bertemu dengan Budiman Sudjatmiko, Prabowo mengaku sangat terharu dengan kedatangannya. Ia menyadari bahwa ada banyak pemikiran yang sama di antara mereka.
“Saya sangat menghargai, saya sangat menghormati, saya terharu dengan kedatangan Mas Budiman, dan begitu kita berbicara, ternyata banyak pemikiran kita yang sama,” kata Prabowo setelah pertemuan tertutup di kediamannya, Jalan Kertanegara No. 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa.
Calon Presiden dari Partai Gerindra tersebut menyatakan bahwa Budiman adalah sosok yang memiliki cita-cita untuk memperjuangkan kesejahteraan, keadilan, dan kemakmuran rakyat. Menurutnya, cita-cita tersebut sama persis dengan apa yang diinginkannya.
“Itu persis juga cita-cita saya sejak kecil; bahwa keadaan dan situasi membuat kita berhadapan, bukan karena kita ingin berhadapan, situasi membuat begitu,” kata Prabowo.
Prabowo juga menyatakan bahwa Budiman memiliki pemikiran bahwa persatuan diperlukan untuk menjalankan negara sebesar Indonesia. Oleh karena itu, ia bertekad untuk menjalin hubungan dengan salah satu aktivis tahun 1998 tersebut.
“Dan persatuan ini tidak boleh dianggap enteng. Jadi itu yang saya hargai, kita memiliki banyak pemikiran yang sama, dan kita bertekad untuk terus menjalin hubungan dan komunikasi,” ucap Prabowo.
Sementara itu, Budiman mengatakan bahwa ia juga memiliki pemikiran yang sama dengan Prabowo. Ia merasa bahwa Prabowo mewakili pandangan kepemimpinan politik yang sesuai dengan pemikirannya.
“Saya mengapresiasi dan merasa bahwa Pak Prabowo mewakili satu cara pandang kepemimpinan politik yang cocok dengan saya, dalam pengertian suatu bangsa yang ingin bangkit di tengah turbulensi karena krisis global, karena perang (Ukraina-Rusia),” katanya.
Budiman melanjutkan dengan mengatakan bahwa dibutuhkan pemikiran dari dua jenis orang yang berbeda untuk membahas hal-hal strategis secara komprehensif. Oleh karena itu, ia menilai bahwa ada kesesuaian antara latar belakang Prabowo sebagai intelijen dan dirinya sebagai aktivis.
“Biasanya dibutuhkan pemikiran dari dua jenis orang: satu intelijen, satu aktivis; karena jika ada seorang politikus dengan latar belakang intelijen atau militer, atau seorang aktivis, kedua orang itu biasanya mampu membahas hal-hal strategis secara komprehensif,” ucap Budiman.